Pasar minumann ringan pada 2013 diprediksikan tumbuh 10%-11% menjadi
Rp 326,7 triliun-Rp 329,6 triliun dibanding 2012, menurut asosiasi
industri. Kenaikan itu ditopang pertumbuhan volume konsumsi.
"Pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat menjadi
pendorong pertumbuhan pasar minuman ringan tahun ini," ujar Farchad
Poeradisastra, Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim)
--------------------------------------------------
Simak juga topik populer 2015:
1) Tren Ekspor Produk Makanan dan Minuman Indonesia Makin Positif
2) 2015: Investasi Sektor Makanan Diprediksi Tumbuh 25%
3) 2015: Prediksi Pertumbuhan Industri Minuman Capai 12%
4) Investasi Sektor Makanan Topang Pertumbuhan Industri di 2015
5) Tren Bisnis Makanan dan Minuman 2015
--------------------------------------------------
Peningkatan pendapatan akan mendorong konsumsi per kapita lebih besar
dibanding tahun lalu. Minuman ringan mencakup minuman teh siap saji,
susu olahan, minuman berkarbonasi, hingga minuman isotonik.
Pertumbuhan pasar juga karena Indonesia menjadi negara alternatif
tujuan ekspor minuman ringan dari sejumlah negara. "Krisis yang terjadi
di Eropa menjadikan Indonesia sebagai fokus tujuan ekspor baru," ujar
Farchad.
Pertumbuhan nilai penjualan tahun ini juga disebabkan kenaikan harga
jual hingga 17% akibat peningkatan biaya produksi. Farchad menuturkan
kenaikan biaya produksi antara lain karena kenaikan upah buruh serta
tarif energi listrik dan gas.
"Kenaikan harga jual harus sama dengan kenaikan biaya produksi, agar
margin tetap terjaga," ujar Farchad. Besaran kenaikan harga jual akan
lebih tinggi apabila pemerintah memberlakukan cukai, khususnya bagi
minuman berkarbonasi.
Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin)
memperkirakan penjualan air minum kemasan di 2013 tumbuh 11%-15% menjadi
21,9 miliar liter-22,7 miliar liter dibandingkan proyeksi tahun lalu
sebesar 19,8 miliar liter. Kenaikan itu ditopang pertumbuhan
permintaan seiring kenaikan konsumsi air minum kemasan.
"Air minum kemasan saat ini telah menjadi salah satu kebutuhan pokok di
masyarakat, tidak seperti beberapa tahun yang lalu," kata Rembang Kayo,
Sekretaris Jenderal Aspadin. Pertumbuhan penjualan di 2013
juga didukung ekspansi yang dilakukan sejumlah produsen sejak tahun
lalu.
"Dengan adanya ekspansi, wilayah penjualan air minum kemasan akan
semakin meluas," kata Rembang. Meski demikian, konsumsi air minum
kemasan masih akan dominan di Pulau Jawa, sesuai kondisi demografis
Indonesia.
Pasar Makin Semarak
Proyeksi pertumbuhan konsumsi tahun ini telah diantisipasi sejumlah
produsen dengan melakukan ekspansi sejak tahun lalu. Tujuh produsen
makanan dan minuman serta farmasi tercatat melakukan ekspansi dan
akuisisi di industri minuman sejak tahun lalu.
Ketujuh produsen yang melakukan ekspansi dan akuisisi di sektor
minuman adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Kalbe Farma
Tbk, PT Garudafood Putra Putri Jaya, PT Ultrajaya Milk Industry
and Trading Company Tbk, PT ABC President Indonesia, PT Sinar
Sosro, dan PT Nestle Indonesia. Tujuan ekspansi dan akuisisi itu untuk
menangkap peluang pertumbuhan penjualan serta meningkatkan pangsa
pasarnya.
Kalbe Farma berekspansi bisnis minuman ringan dengan mengakuisisi
100% saham Hale International, produsen minuman jus siap saji, senilai
Rp 100 miliar.
Persaingan di industri air minum kemasan juga akan diramaikan dengan rencana masuknya perusahaan patungan antara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte Ltd asal Jepang.
Indofood CBP dan Asahi membentuk dua perusahaan patungan untuk
membangun pabrik minuman non-alkohol dan memasarkannya di Indonesia
dengan investasi awal sebesar Rp 1,8 triliun-Rp 2 triliun. Kerja sama
patungan Indofood CBP dan Asahi akan masuk ke pasar air mineral dan
minuman teh.
"Kerja sama patungan itu seiring potensi peningkatan permintaan
produk-produk itu seiring perubahan perilaku dan pilihan konsumen,
yang didorong oleh tumbuhnya segmen berpendapatan menengah serta
meningkatnya pendapatan per kapita," kata Anthoni Salim, Presiden
Direktur Indofood CBP.
Segmen konsumen berpendapatan menengah saat ini telah mencapai 50% dari
total penduduk Indonesia.
PT Garudafood Putra Putri Jaya, pesaing Indofood CBP, juga membentuk joint venture dengan
perusahaan Jepang, Suntory Beverage & Food Limited, untuk memasuki
industri minuman teh siap saji. Garudafood Putra Putri Jaya dan Suntory
Beverage & Food Limited membentuk perusahaan patungan bernama PT
Suntory Garuda Beverage.
Suntory Garuda Beverage menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 5
kali lipat dalam 10 tahun sejak awal terbentuk, menurut direksi
perseroan. Proyeksi itu seiring pertumbuhan pasar minuman ringan
yang menjadi fokus bisnis Suntory Garuda.
"Pertumbuhan pasar minuman ringan di Indonesia tak lepas dari
pertumbuhan pendapatan per kapita masyarakat, khususnya di segmen
masyarakat kelas menegah," kata Hartono Atmadja, Presiden Direktur
Suntory Garuda. (dbs)
9 January 2013
Market Hilights
2013: Pasar Minuman Ringan Diharapkan Tumbuh 11%
Pasar minumann ringan pada 2013 diprediksikan tumbuh 10%-11% menjadi Rp 326,7 triliun-Rp 329,6 triliun dibanding 2012, menurut asosiasi industri. Kenaikan itu ditopang pertumbuhan volume konsumsi.