22 October 2016

Berbagi Kiat Sukses Berbisnis Aksesoris

Berbagi Kiat Sukses Berbisnis Aksesoris
Setiap wanita pasti selalu ingin tampil cantik. Aksesoris seperti perhiasan bisa digunakan oleh kaum hawa untuk mempercantik penampilannya.

Bisnis aksesoris bisa dikatakan salah satu bisnis yang tak akan pernah mati. Mengingat benda yang satu ini akan terus dibutuhkan wanita seumur hidupnya. Pebisnis aksesoris dengan brand Adeline Accessories, Aulia Siska memiliki tips bagi Anda yang ingin sukses di bisnis aksesoris. Produk aksesoris buatan Aulia saat ini bahkan sudah memiliki pelanggan hingga ke Filipina dan Suriname.

Menurut Aulia, hal yang paling penting dalam berbisnis aksesoris adalah sering melakukan inovasi. Pebisnis harus jeli melihat trend yang sedang berjalan.

"Namun yang perlu diingat, kita harus bisa menjaga ciri khas kita agar tidak menjadi follower bahkan menjadi trendsetter," katanya.

Selain itu, lanjut Aulia, Anda harus memperbanyak proses publikasi dan sosialisasi produk. Ini dilakukan agar produk Anda semakin banyak yang tahu.

“Bahkan bila memungkinkan, ikutilah kontes atau kompetisi untuk meningkatkan brand produk kita,” tambah dia.

Terakhir, tak lupa ia mengingatkan untuk menjaga silaturahmi dengan para reseller. Menurutnya, komunikasi sangat penting untuk memperat hubungan dan menguntungkan satu sama lain.*

10 October 2015

Ragam Tas Anyaman Corak Warna Warni

Berkembangnya wisata belanja itu membawa angin segar bagi para produsen garmen, pedagang busana, penjahit baju hingga para kuli angkut. Tentu saja, juga menjadi anugerah bagi kalangan perhotelan atau penginapan-penginapan di Bandung, pun bagi industri kuliner seperti restoran dan pusat oleh-oleh.

Pada akhirnya, mendorong tumbuhnya PAD (Pendapat Asli Daerah) dari pajak yang di dapat dari setiap transaksi para wisatawan. Indonesia sebagai surga fashion memang sudah diakui oleh negeri tetangga. Selain turis asal Malaysia, ternyata juga banyak yang datang dari Brunei Darussalam, Thailand, dan Singapura yang blusukan ke Jakarta, Bandung, Tasikmalaya, Solo dan Yogyakarta untuk memborong baju muslim dan produk lain dalam volume besar.

Kualitas produk garmen dan busana muslim buatan Indonesia, mereka akui lebih baik, dan  dari segi mode selalu menawarkan desain-desain terkini.


Disamping banyak pilihan model dan coraknya. Karya desainer Indonesia sangat kreatif dalam memadu padankan corak tradisional dengan fashion modern. Para wisatawan mengakui rancangan busana daerah di Indonesia kaya ragam dan memiliki keunikan masing-masing.

Ratusan corak busana yang khas dari masing-masing daerah dapat ditemukan dari Aceh sampai Papua. Semua itu akan terus dieksplor oleh para desainer untuk menghasilkan karya-karya fashion, produk-produk kerajinan, tas dan dompet, aksesoris, yang membuat para turis berdecak kagum.

Kualitas Bahan Alam

Keanekaragaman tanaman asli Indonesia juga menjadikan produk-produk handicraft unggul dan memiliki daya tarik tinggi di mata pemburu produk kerajinan. Ini terlihat dalam penyelenggaraan Pameran INACRAFT dan CRAFINA yang diramaikan dikunjungi buyer dari luar negeri.

Produk-produk kerajinan yang dipajang di UKM Gallery dan Paviliun Provinsi Gedung SMESCO sepanjang tahun juga diisi oleh produk-produk unggulan dari semua daerah yang sebelumnya telah terseleksi.

Salah satunya adalah Faiqotul Himmah, perajin dan pengusaha handicraft asal Bangkalan, Madura, yang telah puluhan tahun memanfaat-kan beragam serat tanaman menjadi aneka produk kerajinan.

Bahan baku yang dipakai itu antara lain serat daun angelnya, serat daun palem, eceng gondok, daun pandan dan bambu, menghasil-kan produk kerajinan yang dihasilkan seperti tas untuk wanita, topi, lampion, kap lampu, tempat buah, kotak tisu dan kipas.

Dalam menjalankan kegiatan produksi, Faiqotul telah melatih ratusan ibu-ibu rumah tangga di Madura untuk menjadi perajin. Produk-produk mereka juga telah dipasarkan melalui pameran-pameran, didisplai di pusat-pusat kerajinan yang banyak dikunjungi para wisatawan domestik maupun asing.

"Produk-produk kerajinan kami memakai bahan baku yang ada di lingkungan sendiri. Kalau tidak diolah. ya mungkin hanya menjadi kayu bakar. Tapi dengan diolah bisa menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan bermanfaat bagi mayarakat,” ujarnya

Di Yogyakarta ada juga pengrajin tas dari bahan serat tumbuhan yang produknya sudah menjadi langganan buyer untuk dipasarkan di butik-butik di Eropa, ia adalah Delia Muwihartini.

Awalnya ia hanya mendisplai produk tasnya di Malioboro dan di pameran-pameran yang digelar di Jakarta. Lalu bertemu dan menjalin kontrak dengan buyer dari Eropa hingga produk tasnya yang ramah lingkungan itu menembus pasar ekspor. Setelah berjalan belasan tahun, kini usaha kerajinan tas Delia tumbuh menjadi usaha skala menengah dengan jumlah karyawan mencapai ratusan orang dengan pasar ekspor ke Eropa.

Penjualan Online


Bagaimana dengan produk-produk karya UKM Indonesia yang lain? Ada ribuan jenis produk yang dihasilkan UKM kita, namun boleh dikatakan hanya sebagian kecil saja yang sukses mendapatkan pasar dan berhasil menjadi produk dan brand Indonesia yang diakui dunia. Peluang pasar yang tidak terbatas adalah melalui penjualan online atau membuka toko online di dunia maya.

Roni Yuzirman misalnya, semula membuka toko busana muslim di Pasar Tanah Abang. Dia mengaku usahanya tidak berkembang di Tanah Abang hingga akhirnya membuka toko online busana muslim dengan nama usahanya Manet Vision. Justru melalui toko online ini akses pasarnya menjadi tidak terbatas. Dan transaksi penjualan pun menjadi meningkat pesat. “Lagi pula kita tidak perlu sewa ruko di Tanah Abang seperti dulu.

Jadi bisnis kita menjadi lebih efisiendan bisa melayani pembeli dari mana pun sepanjang alamat mereka dapat dijangkau oleh kurir atau jasa pengiriman,” ungkapnya. Apalagi maraknya budaya berbusana muslim saat ini tidak hanya berkembang di Indonesia, tapi juga dilakukan pemeluk muslim di negara-negara lain.


Terlebih Indonesia sudah menjadi trend setter dan pusat produksi busana muslim dengan ditopang program-program promosi di media dan fashion show yang rutin dilakukan.

Keunggulan masyarakat Indonesia yang kaya dengan estetika dan warna-warni budaya lokal akan terus menjadi gudang kreativitas dan melahirkan desainer-desainer muda berbakat sehingga menghasilkan produk-produk yang indah dan berkualitas. Jika momentum ini terus dikembangkan dan didukung program pemerintah yang tepat sasaran maka produk-produk Indonesia akan semakin berhasil dalam melakukan penetrasi pasar.

Maka sudah benar adanya kampanye go online untuk para UKM dalam mempromosikan dan memasarkan produknya. Internet sudah terbukti melahirkan pengusaha-pengusaha sukses di dunia maupun di Indonesia. Dengan akses pasar ke seluruh dunia, maka produk-produk Indonesia akan semakin mudah menembus pasar ke sudut-sudut dunia mana saja sepanjang bisa mendapat internet dan dapat dijangkau oleh jasa pengiriman barang.

Mari kita terus semangat mendukung produk karya Indonesia dengan membeli, memakai dan mempromosikannya kepada masyarakat dunia.
(EdSas)

12 September 2015

Desain Eksotis Tas Kulit Ular

Eksotis, modis, dan glamor, penilaian itu layak disematkan pada produk-produk rancang oleh Fifi Collection. Produk-produk favorit perempuan dari kulit juga jadi favorit di Gallery UKM Smesco yang akan berubah nama menjadi Galeri Indonesia WOW itu kualitasnya membuat decak kagum sebagian besar konsumen dan pengunjung di sana. Rancangan dengan kombinasi warna yang menarik berpadu dengan warna asli kulit hewan menampilkan gaya unik luar biasa.

Adalah Fifi Lutfia Ali Bisyir yang menggagas brand Fifi Collection. Usaha handicraft ini telah dirintisnya sejak November 1994. Fifi Colection sejak mula telah memproduksi tas kulit berbahan dasar kulit hewan; yakni kulit sapi, kulit domba, kulit ular piton, kulit ular cobra, kulit ular air, kulit ikan pari, kulit buaya (by order), hingga kulit biawak.

Bahkan, perempuan kelahiran Solo 12 Oktober itu, percaya diri untuk memasarkan produk yang kompetitif miliknya ini hingga ke mancanegara. Ia mengatakan,”Saya memiliki misi untuk mem-provide produk tas-tas yang berkualitas sesuai dengan ekspektasi masyarakat di luar negeri.


"We make exclusive and durable leather handmade bag, dengan rancangan warna-warna natural sampai warna yang cerah dan kuat, seperti warna pink, kuning, hijau, biru cerah,” tambah Fifi saat ditemui redaksi di rumah koleksinya, dibilangan Jalan Warung Jati Timur, No 9, Buncit, Jakarta Selatan.

Selain tas, ujar Fifi, dia juga memproduksi aksesoris pria dan wanita seperti dompet, ikat pinggang, dan lainnya. ”Saya sih sudah 20 tahunan bergelut di usaha ini,” ujar dia.

Awalnya, Fifi membanting tulang dengan menjajal bisnis busana muslim dari tahun 1980 hingga 1995. Tapi, karena ketatnya persaingan di pasar busana muslim, dia lebih memilih fokus pada produk-produk kerajinan kulit. ”Kebetulan pada masa itu pula pemerintah sedang gencar menyemangati para perajin kulit,” kata Fifi.

Kini bisnis itu terus ia tekuni secara lebih profesional. Hasilnya, setelah men-display hasil rancangannya di galerinya Smesco, produknya mulai diminati kolektor dari domestik juga mancanegara.
 

Terakhir, kata dia, tas berbahan ular diekspor  ke Turki, Singapura, Malaysia, hingga negara-negara Timur Tengah. Bahkan, tas ularnya jadi langganan desainer di Korea. "Ya, syukur deh ternyata perancang mode mengontrak produk tas kulit dari saya selama 2 tahun," ujar dia dengan bangga.

Menurut dia, keberhasilan itu merupakan imbalan ata perjuangannya yang sudah dilalui selama 20 tahun menggeluti bisnis tersebut. Fifi menyebutkan soal harga yang ditawarkan cukup bervariasi, tergantung model dan jenis kulit. Contohnya, kalau tas dari bahan kulit sapi bisa diatas Rp 1 juta. Dari kulit ular mulai Rp 2 juta, hingga kulit buaya berkisar seharga Rp 8 juta.

Pelanggan tak hanya dari luar negeri. Tapi, juga kalangan sosialita dari dalam negeri. Misalnya, kalangan artis hingga pejabat dari kedutaan besar. Fifi menjamin produk-produknya tak akan sama dengan yang lain. Artinya, satu model tidak diproduksi banyak. Jika ada pemesan bisa langsung datang ke butiknya di kawasan Warung Jati Timur, atau bisa di-klik di www.fifitaskulit.com. (rif)

3 September 2015