Menurut Ketua Umum ASRIM Farchad Poeradisastra, kenaikan permintaan minuman ringan pada tahun ini ditopang pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita. "Peningkatan pendapatan akan menumbuhkan daya beli masyarakat," ujarnya kepada wartawan.
Pertumbuhan konsumsi juga karena Indonesia saat ini
menjadi negara alternatif tujuan ekspor minuman ringan dari sejumlah negara.
"Krisis yang terjadi di Eropa menjadikan Indonesia sebagai fokus tujuan
ekspor baru," ujar Farchad.
Air minum dalam kemasan (AMDK) diproyeksikan menjadi
kontributor penjualan terbesar minuman tahun ini, sama seperti tahun lalu.
"Sementara minuman teh siap saji menjadi kontributor terbesar kedua,"
tambah Farchad.
--------------------------------------------------
Simak juga topik populer 2015:
1) Tren Ekspor Produk Makanan dan Minuman Indonesia Makin Positif
2) 2015: Investasi Sektor Makanan Diprediksi Tumbuh 25%
3) 2015: Prediksi Pertumbuhan Industri Minuman Capai 12%
4) Investasi Sektor Makanan Topang Pertumbuhan Industri di 2015
5) Tren Bisnis Makanan dan Minuman 2015
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
Simak juga topik populer 2015:
1) Tren Ekspor Produk Makanan dan Minuman Indonesia Makin Positif
2) 2015: Investasi Sektor Makanan Diprediksi Tumbuh 25%
3) 2015: Prediksi Pertumbuhan Industri Minuman Capai 12%
4) Investasi Sektor Makanan Topang Pertumbuhan Industri di 2015
5) Tren Bisnis Makanan dan Minuman 2015
--------------------------------------------------
Proyeksi pertumbuhan konsumsi tahun ini telah
diantisipasi sejumlah produsen dengan melakukan ekspansi sejak tahun lalu.
Tujuh produsen makanan dan minuman serta farmasi tercatat melakukan ekspansi
dan akuisisi di industri minuman sejak tahun lalu.
Ketujuh produsen yang melakukan ekspansi dan akuisisi di
sektor minuman adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT
Garudafood Putra Putri Jaya, PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk,
PT ABC President Indonesia, PT Sinar Sosro, dan PT Nestle Indonesia. Tujuan
ekspansi dan akuisisi itu untuk menangkap peluang pertumbuhan penjualan serta
meningkatkan pangsa pasarnya.
Kalbe Farma berekspansi bisnis minuman ringan dengan
mengakuisisi 100% saham Hale International, produsen minuman jus siap saji,
senilai Rp 100 miliar. Vidjongtius, Direktur Kalbe Farma, menuturkan akuisisi itu
telah dilakukan pada 2012. Kalbe Farma menargetkan kontribusi penjualan dari
produk yang diakuisisi sebesar Rp 100 miliar, dalam 2-3 tahun setelah akusisi.
Nestle Indonesia, produsen susu olahan dengan pangsa
pasar terbesar kedua di Indonesia, juga melalukan ekspansi dengan membangun
pabrik baru di Karawang, Jawa Barat, senilai Rp 1,8 triliun mulai 2012. Pabrik
baru itu ditargetkan selesai dibangun dan mulai beroperasi pada awal 2013.
Pabrik baru itu akan menjadi pusat produksi sejumlah produk Nestle, seperti
bubur bayi Cerelac, minuman cokelat Milo, dan susu bubuk Dancow.
"Investasi kami di Karawang senilai US$ 200 juta
akan selesai pada awal 2013," ujar Arshad Chaudry, Presiden Direktur PT
Nestle Indonesia. (dbs)