Suryawati,
Direktur sekaligus Corporate Secretary Supra Boga, menjelaskan anak
usaha hasil usaha patungan itu didirikan dengan modal dasar sebesar Rp
10 miliar. "Persentase kepemilikan Supra Investama Mandiri sebesar 51%
di perusahaan patungan, sementara Sinar Megah Usaha memegang 49% saham,"
ujarnya.
Perseroan terus memperkuat bisnis
ritel untuk membidik pasar kelas menengah atas. Suryawati mengatakan,
kebutuhan penambahan gerai untuk dua tahun ke depan sekitar Rp 80
miliar- Rp 100 miliar. Supra Boga optimistis dengan ekspansi penambahan
gerai, pendapatan pada 2014 bisa naik 23% dari 2013 yang mencapai Rp 1,4
triliun.
Selain itu, perseroan juga terus
mengembangkan gerai Farmers Market. Gerai ini diharapkan bisa
mengungguli penjualan dari gerai Ranch Market yang sudah lebih dulu
beroperasi. Kontribusi pendapatan Farmers Market diprediksi bakal
mendominasi penghasilan Supra Boga. "Kami harapkan sekitar 55% dari
Farmers Market dan sisanya 45% dari Ranch Market," ungkapnya.
Farmers
Market, yang menyasar segmen masyarakat berpenghasilan menengah,
berpeluang tumbuh lebih pesat ketimbang Ranch Market yang ada di pasar
konsumen orang kaya. Karena itu, Supra Boga berencana menambah tiga
gerai Farmers Market pada 2014. Saat ini Supra Boga memiliki 11 gerai
Ranch Market dan 11 gerai Farmers Market.
Supra Boga juga telah masuk ke segmen convenience store
yakni Ministop sejak Desember 2013. Anak usaha perseroan, yakni PT
Bahagia Niaga Lestari, merupakan pemegang perjanjian waralaba (area franchise agreement)
eksklusif di Indonesia dengan Ministop Co Ltd Jepang. Pada Desember
2013, kegiatan usaha toko serba ada tersebut beroperasi secara
komersial.
Supra Boga berencana menambah 3-8 unit gerai convenience store
Ministop pada 2014 dengan investasi senilai Rp 40 miliar-Rp 50 miliar.
Dengan adanya ekspansi tersebut secara total perseroan akan memiliki
sekitar 15 gerai Ministop hingga akhir tahun 2014.
"Seiring
dengan tren format convenience store di wilayah-wilayah perkotaan,
tahun ini kami berencana menambah sekitar 3-8 gerai Ministop dengan
investasi sekitar Rp 50 miliar. Sekitar 70% investasi tersebut akan
didanai dari ekuitas kami dan 30% sisanya pihak partner dari Jepang,"
kata Nugroho Setiadharma, Presiden Direktur Supra Boga.
Masuknya Supra Boga ke bisnis convenience store
dilatarbelakangi dengan tren baru yang sedang booming di industri ritel
modern di Indonesia. Format pertokoan tersebut bahkan telah tumbuh
sekitar 21,5% terhadap total industri ritel modern di 2013.
Emiten
ritel lain, PT Modern International Tbk (MDRN), juga sedang menumbuhkan
bisnis convenience store
7-Eleven yang dioperasikan oleh anak usaha PT Modern Putra Indonesia.
Guna mendanai ekspansi tahun ini, perseroan melakukan penambahan modal
tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMT-HMETD) atau private
placement dengan menerbitkan 415 juta saham baru senilai Rp 273 miliar.
"Penerbitan
saham baru ini perlu kami lakukan untuk rencana pengembangan gerai
7-Eleven oleh anak usaha kami, yakni PT Modern Putra Indonesia," kata
Bong Kon Bui, Sekretaris Perusahaan Modern Internasional.(*)


