26 January 2015

Dirjen PKH Akan Tolak Keluarkan Rekomendasi Impor Jeroan

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan tidak akan mengeluarkan rekomendasi impor jeroan (oval). Tanpa rekomendasi dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan maka ijin impor dari Kementerian Perdagangan tidak akan keluar. Syukur Iwantoro, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, menyatakan hal ini.

Menurut perhitungan Syukur dengan keberadaan 300.000 ekor sapi bakalan yang sekarang sudah ada di kandang-kandang perusahaan penggemukan sapi maka kebutuhan jeroan sudah bisa dicukupi dari dalam negeri. “Kita tidak perlu impor kalau kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi,” katanya.


Apalagi selama ini Indonesia sebenarnya hanya jadi pasar jeroan dari luar negeri dengan harga murah. Di negara-negara maju seperti Australia, Amerika Serikat dan New Zealand bagian utama yang dikonsumsi hanya daging saja, sedang konsumsi jeroan hanya sedikit.

Pemusnahan jeroan di negara-negara itu butuh biaya yang tinggi. Karena itu mereka lebih suka mengekspor dengan harga murah sebab pendapatan utama dari penjualan daging.

Salah satu upaya menunjang swasembada daging adalah dengan integrasi sapi sawit. Dengan luas lahan kebun kelapa sawit 10 juta ekor, bila hanya setengahnya saja yaitu 5 juta ha dengan tiap ha ada satu ekor sapi maka populasi sapi bisa mencapai 5 juta ha dan Indonesia sudah mencapai swasembada.

Masalahnya sampai saat ini perusahaan-perusahaan perkebunan ada kecenderungan tidak tertarik pada pola ini. Hanya ada 1-2 perusahaan swasta, sedang BUMN sebagian besar melaksanakan karena ada perintah dari Menteri BUMN.

Sedang minat petani untuk melaksanakan integrasi sapi sawit ini sangat tinggi. Karena itu program ini akan dititikberatkan pada petani. Syukur tahun ini akan mengimpor 30.000 ekor sapi induk yang akan disebar pada petani kelapa sawit. Kementerian Keuangan diharapkan memberi kemudahan dengan bea masuk 0% karena merupakan sapi induk yang akan menambah populasi sapi, bukan sapi bakalan yang hanya digemukkan tiga bulan ­kemudian dipotong.

sumber: businessnews