Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berdampak pada sektor usaha pembuatan tahu dan tempe di Tebing Tinggi Sumatera Utara. Pasalnya, bahan baku pembuatan tahu dan tempe merangkak naik, karena para perajin masih mengandalkan kedelai impor.
Menurut para perajin tahu dan tempe, kenaikan harga kedelai impor di Tebing Tinggi sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Saat ini harga kedelai impor di pasaran sudah mencapai Rp8.200 per kilogram (kg). Padahal pekan lalu harga kedelai impor masih berada pada kisaran Rp7.800/kg.
Kondisi ini membuat para perajin tahu dan tempe harus menanggung kerugian, karena biaya produksi jadi meningkat. Sementara, hingga kini para perajin belum berani menaikkan harga jual tahu dan tempe.
Menurut salah seorang perajin tahu dan tempe, Iyan, untuk memperkecil kerugian, para perajin mulai mengurangi jumlah produksi dan merumahkan sebagian pekerja. Namun jika harga kedelai impor terus naik, para perajin tahu dan tempe pun terancam gulung tikar.
“Kami berharap agar pemerintah mensubsidi harga kedelai impor, seperti ynag pernah dilakukan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Sehingga harga kedelai impor bisa kembali normal,” ujar Iyan, di Tebing Tinggi Sumatera Utara, Kamis (18/12/2014).
moneter.com
21 December 2014
Commodity
Rupiah Melemah Suplai Kedelai Tertekan
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berdampak pada sektor usaha pembuatan tahu dan tempe di Tebing Tinggi Sumatera Utara. Pasalnya, bahan baku pembuatan tahu dan tempe merangkak naik, karena para perajin masih mengandalkan kedelai impor.


