Pasar kopi di Indonesia sangat besar dan jumlah peminum kopi di Indonesia juga tidak kecil. Disisi lain negeri ini
juga termasuk pasar yang besar untuk produk rokok terutama rokok kretek
yang khas Indonesia. Tak dapat dipungkiri rata rata perokok di
Indonesia pastilah peminum kopi juga. Jumlah pasar kopi dari perokok
ditambah dengan yang bukan perokok tentunya sangat signifikan.
Perusahaan rokok di Indonesia saja omsetnya
puluhan trilyun dengan laba trilyunan padahal sudah membayar cukai
rokok yang tinggi. Perusahaan kopi kemasan di Indonesia juga pastilah
adalah perusahaan raksasa juga dengan omzet trilyunan dan untung minimal
ratusan miliar.
Kita bisa sebut merek kopi Kapal Api dan kopi
ABC dimiliki oleh group Kapal Api (jangan salah kaprah mengira kopi ABC
adalah milik group makanan ABC atau Orang Tua group karena dalam sistem
pendaftaran merek paten Indonesia group makanan ABC atau Orang Tua group
lupa mendaftarkan merek ABC di kategori minuman kopi dan teh.
Itulah
cerdiknya Kapal Api, perusahaan raksasa yang menjadi penguasa
mayoritas pasar kopi dalam kemasan di Indonesia, di ikuti oleh merek
Torabika dan Kopiko yang digawangi oleh Mayora yang juga merupakan
perusahaan makanan raksasa di Indonesia dan pemain terbaru adalah Top
Coffee yang di gawangi oleh Wings Group yang merupakan perusahaan
raksasa juga di Indonesia dengan produk toiletries dan mie Sedap dan
tidak dilupakan pemain terbaru yakni JJ Royal yang digawangi Sugar Group
yang merupakan pemain raksasa dibidang produksi gula terutama gula
dalam kemasan di Indonesia.
Melihat pasar kopi kemasan di
Indonesia dikangkangi oleh raksasa raksasa bermodal besar dengan amunisi
dana pemasaran yang kuat dan jaringan distribusi yang tentunya tersebar
di seluruh Indonesia tentunya mustahil ada pemain baru yang dapat
menembus pasar kopi kemasan di Indonesia, apalagi kalau pemain baru
tersebut berusaha masuk dengan modal kalah besar dengan raksasa raksasa
tersebut .
Asumsi umum adalah kopi pasti hitam, kalau dicampur
susu atau creamer namanya kopi susu. Perusahaan kopi kemasan semua
pasti menganut paham kopi itu pasti hitam.
Paradigma kopi adalah
hitam ternyata menjadi pintu masuk dalam mencuil pasar kopi dalam
kemasan yang maha dahsyat besarnya di Indonesia. Kopi merek Luwak yang
notabene sebenarnya adalah pemain kecil dalam produk kopi dalam kemasan
di Indonesia melihat cara baru untuk berbeda dalam persaingan di pasar
kopi kemasan di Indonesia.
Pemilik kopi kemasan merek "Luwak"
adalah perusahaan keluarga dari Semarang yang sudah lama berkecimpung
di bisnis kopi kemasan namun tidak terlalu menonjol dan malah lebih
terlihat menonjol dalam mengoperasikan kafe "Luwak" di mal mal di
Indonesia.
Pemilik kopi merek "Luwak" mencoba membalikkan
paradigma bahwa kopi pasti hitam warnanya dengan membuat produk kopi
putih atau white coffee yang sebenarnya sudah lama beredar di Malaysia
namun merupakan hal baru di Indonesia.
Sebagai perusahaan
keluarga dengan modal yang pasti kalah besar dengan group group raksasa ,
perusahaan kopi merek "Luwak" mempromosikan produk kopi putih atau
white coffee merek "Luwak" tersebut di media massa baik cetak , radio,
internet maupun televisi dan ternyata produk kopi putih merek "Luwak"
tersebut menjadi sangat populer dan sangat digemari masyarakt Indonesia
yang sudah terbiasa minum kopi.
Kepopuleran kopi merek "Luwak"
ini dibarengi dengan ketersediaan produk kopi putih merek "Luwak" di
segala channel distribusi yang dapat dijangkau di Indonesia baik channel
pasar modern maupun pasar tradisional sehingga produk kopi putih merek
"Luwak" dapat diperoleh di minimarket, supermarket sampai warung rokok
pinggir jalan sekalipun .
Hal ini menunjukkan kopi putih merek
"Luwak" sudah siap dengan penyebaran produk secara merata di segala saluran pemasaran dan kesanggupan menggenjot peningkatan produksi untuk
memenuhi permintaan pasar yang meledak.
Jika produk kopi putih
merek "Luwak" meledak di pasaran namun produk tidak tersedia dan susah
diperoleh tentunya hanya membuat gigit jari pemilik merek kopi "Luwak"
dan nyatanya hal ini tidak terjadi dan sampai tulisan ini dibuat pada 21
Juli 2013, merek kopi ” Luwak ” untuk kopi putih masih sangat populer
dan masih terus dikonsumsi oleh peminum kopi dan masih bertumbuh terus.
Kopi
merek "Luwak" memperoleh momentum yang tepat untuk meledakkan produk
kopi putih yakni tingkat pendapatan masyarakt Indonesia yang semakin
meningkat sehingga sudah bosan dengan produk yang itu itu saja yakni
kalau kopi pasti pilihannya kopi instant , kopi instant susu, kopi
tubruk dan kopi tubruk susu yang pastinya berbahan dasar kopi hitam
dengan rasa manis karena sudah mengandung gula serta juga dibantu oleh
kata "Luwak" yang menjadi kata yang identik dengan produk kopi termahal
di dunia karena berasal dari binantang "Luwak" sehingga kata kopi luwak
identik dengan kualitas kopi terbaik .
Untuk membedakan diri
dengan pesaing pesaing dari perusahaan raksasa yang pasti akan ikut
terjun ke produk kopi putih , kopi putih kemasan merek "Luwak"
memberikan pembeda yakni di kemasannya di tulis "Luwak White Koffie"
kata coffee diganti koffie .
Kepopuleran kopi putih "Luwak" dapat
disaksikan langsung dalam kehidupan sehari hari yakni rata rata warung
rokok pasti menjual kopi putih "Luwak" dan yang minum kopi putih ” Luwak
” berasal dari segala kalangan dan bahkan ronda jaga malam pun minum
kopinya kopi putih "Luwak".
Kepopuleran produk kopi putih di
Indonesia yang dirintis oleh cap "Luwak" ternyata membuat perusahaan
kopi raksasa yang sudah menjadi pemain lama di Indonesia tersentak dan
kaget dan akhirnya buru buru meluncurkan kopi putih juga dan semua nya
memberi kata kata "White Coffee" dan hanya kopi cap "Luwak" yang
memberikan kata kata "White Koffie".
Hal ini menunjukkan kopi cap
"Luwak" sudah memproteksi kemungkinan di serang pesaingnya yang
notabene raksasa dengan mendaftarkan merek "Luwak" dan tulisan "White
Koffie" sebagai bagian dari merek sehingga tidak ada pesaing yang dapat
menggunakan kata kata tersebut lagi sebagai merek produk kopi.
Inilah
yang disebut smart. Smart itu bukanlah pandai karena orang pandai belum
tentu pintar. Smart itu adalah dapat memprediksi semua kemungkinan
terbaik yang dapat terjadi seperti meledaknya popularitas kopi putih
merek "Luwak" yang langsung dijaga momentumnya.
Mereka menjaga
ketersediaan produk secara berkesinambungan di semua channel pemasaran
dan kemungkinan terburuk kata "White Coffee" menjadi kata generik dengan
memberikan pembeda "White Koffie" yang dipatenkan sehingga tidak dapat
dibajak oleh pesaing manapun.
Kelihatannya pemilik merek kopi
"Luwak" belajar dari perusahaan 2 Tang yang berasal dari Jawa Tengah
juga yang sukses meluncurkan kategori baru minuman jus jeruk dalam
kemasan gelas yang sempat populer yakni Frutang namun akhirnya melempem
karena banyaknya perusahaan raksasa dan perusahaan kelas UKM yang ikut
menjual produk me too sejenis dengan harga murah.
Faktor
melempemnya Frutang juga karena faktor peminum minuman jus jeruk dalam
kemasan adalah peminum dadakan yang tidak memiliki ritual dan kebiasaan
seperti kopi sehingga tingkat kesetiaan peminum sangat tidak mungkin
diperoleh.
Sebelum kopi putih cap Luwak muncul, sudah ada
perusahaan kopi kemasan non raksasa yang mencoba masuk ke pasar kopi
kemasan Indonesia dengan promosi besar besaran di media massa dan
hasilnya melempem yakni Kopi Singa.
Perusahaan raksasa Kapal Api
meluncurkan produk kopi putih dengan merek Kapal Api White Coffe dan
Kapal Api Grande White Coffee serta ABC White Coffee, perusahaan
raksasa Mayora yang memiliki merek Torabika dan Kopiko meluncurkan
produk Kopiko White Coffee. Anda dapat melihat kata White Coffee adalah
kata generik untuk memberi informasi bahwa produk tersebut adalah kopi
putih.
Yang salah momentum dan terjun ke produk kopi dengan modal
besar dan promosi jor joran namun meluncurkan produk me too yang sudah
menjadi paradigma umum bahwa kopi adalah hitam adalah Wings Group dengan
Top Cofee yang tidak memiliki varian kopi putih . Waktu yang akan
menentukan apakah Wings Group sukes mencuil pasar kopi kemasan di
Indonesia.
Pada akhirnya di Agustus 2013, Wings Food gerah juga melihat kepopuleran kopi putih dan ikut latah meluncurkan Top
White Coffee. Belum mantap mencuil pasar di kopi hitam, Wings Food mau
mencoba peruntungan di pasar kopi putih juga.


