Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan sebagian pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) justru menikmati depresiasi rupiah terhadap dolar AS.
"Anda lihat ekspor kita yang paling cepat pertumbuhannya dalam enam bulan hingga setahun terakhir adalah industri makanan-minuman dan perhiasan," kata Darmin Nasution di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (29/9).
Ia menyebutkan pelaku industri sektor itu sebagian besar adalah sektor UKM. "Jadi sebenarnya pada momen seperti ini, pelaku UKM itu banyak yang bisa menikmati keuntungan lebih banyak karena harga yang dia terima dalam rupiah lebih besar," kata Darmin.
Ia mengaku hal itu hanya berlaku untuk pelaku UKM yang berorientasi ekspor sementara pada UKM untuk konsumsi domestik tidak berlaku. "Kalau yang lokal memang itu tergantung pada pergerakan konsumsi dalam negeri," katanya.
Ia menyebutkan konsumsi dalam negeri sangat dipengaruhi oleh bagaimana realisasi APBN, realisasi Dana Desa dan realisasi belanja pemerintah lainnya. "Misalnya bagaimana penyaluran beras untuk keluarga sejahtera terealisasi," katanya. Darmin mengaku pelaku UKM dengan orientasi pasar domestik memang terpengaruh kurs rupiah. "Tapi outputnya tergantung pengeluaran konsumsi kita walapun dalam situasi rupiah melemah," katanya.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop dan UKM) AA Gede Ngurah Puspayoga mengaku masih memantau perkembangan jumlah pengusaha kecil menengah industri kecil menengah (UKM-IKM) yang terdampak pelemahan ekonomi. "Soal hitungannya (jumlah pengusaha), kami masih pantau, berkoordinasi dengan dinas daerah, gubernur dan bupati," kata dia.
Ia bercerita telah melakukan pemantauan secara langsung ke sejumlah daerah. Jumlah UKM-IKM se-Indonesia terdata sebanyak 50 juta pengusaha. Ditemukan sejumlah UKM yang omzetnya tetap, naik dan turun. UKM yang menggunakan bahan baku impor dalam produksi, lanjut dia, logikanya mengalami penurunan omzet. Makanya pemerintah mendorong agar penggunaan bahan baku dalam negeri ditingkatkan. Namun, ia tak menyebut soal kasus pengusaha kecil gulung tikar.
Tanpa menyebutkan data, ia mengungkapkan kebanyakan UKM yang mengalami penurunan omzet yakni bidang usaha makanan dan minuman. “Oleh karena itu, selain memberikan bantuan kredit, pengusaha diminta lebih kreatif menjalankan usahanya. Misalnya, harga tetap tapi ukuran produk diperkecil. Namun tetap jangan sampai menurunkan kualitas produk,” tukasnya.
Strategi Dekopin Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) menawarkan enam strategi untuk melindungi para pelaku UMKM di Indonesia dari dampak pelemahan nilai mata uang rupiah yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Ketua Harian Dekopin Agung Sudjatmoko mengatakan perlu diterapkan strategi untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.
"Banyak jalan yang bisa ditempuh di antaranya mempercepat pelaksanaan belanja APBN oleh pemerintah untuk mendukung dinamika ekonomi dan mendorong kemudahan ekspor produk berbasis sumber daya lokal," katanya. Selain itu perlu untuk diberikan simulasi untuk mendukung produktivitas rakyat dan tak kalah penting mengkampanyekan penggunaan produksi dalam negeri.
"Kita juga perlu memperketat masuknya barang impor konsumtif kecuali untuk bahan baku produk yang berorientasi ekspor dan menggerakan efisiensi nasional dengan penerapan sanksi yang dijalankan," katanya. Dekopin mencatat selama ini koperasi dan UKM terbukti dapat menjadi penyangga saat krisis ekonomi terjadi.
Oleh karena itu, ia berharap kesulitan ekonomi ini menjadi momentum bagi bangkitnya koperasi dan UKM. Apalagi menurut dia, banyak kelebihan UKM yaitu produknya yang berbasis lokal dengan pasar yang sangat luas. "Di samping itu efisiensi produk UKM umumnya bagus karena bersifat padat karya dan relatif tahan krisis," katanya. Agung yakin jika strategi yang ditawarkannya dijalankan pemerintah bersama gerakan koperasi dan UKM maka akan memperkuat kemandirian ekonomi nasional dan kedaulatan negara.
Consumedia
30 September 2015
Business News, UKM Progres
Karena Ekspor, Sebagian UKM Diklaim Nikmati Depresiasi Rupiah
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan sebagian pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) justru menikmati depresiasi rupiah terhadap dolar AS.


