Provinsi Bali menjadi salah satu penghasil kopi di Indonesia dengan jenis kopi andalannya yaitu arabika Kintamani yang sudah disertifikasi perlindungan indikasi geografis sejak tahun 2008. Selain itu tercatat ada lima keunggulan kopi Bali, salah satunya adalah harga kopi jenis arabika hasil perkebunan rakyat di tingkat petani di Bangli dan Badung, Bali cukup stabil.
Fluktuasi harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sejak bulan Oktober 2014 lalu tidak mempengaruhi harga kopi hasil perkebunan rakyat dengan harga yang cukup stabil yaitu Rp53.000 per Kg. Harga yang masih tetap stabil itu bisa membantu masyarakat pertani perkebunan kopi untuk berproduksi dengan kualitas yang diinginkan konsumen mancanegara.
Selain harganya yang cukup stabil, keunggulan kedua dari kopi Bali yaitu umumnya sudah memasuki pasar ekspor. Kopi yang dihasilkan oleh para petani memiliki kualitas yang tinggi sehingga diminati oleh pasar ekspor. Kualitas kopi yang baik itu juga membuat harganya semakin merangkak naik dan membawa perbaikan kesejahteraan bagi masyarakat pedesaan.
Keunggulan ketiga dikarenakan kenaikan perolehan harga hasil perkebunan rakyat itu berkat kopi arabika Kintamani, Kabupaten Bangli yang mampu meraih sertifikat Indikasi Geografis (SIG). Harga kopi jenis arabika maupun robusta di Provinsi Bali selama tahun 2014 memang terus mengalami kenaikan.
Keunggulan keempat adalah melalui kenaikan harga kopi tersebut juga turut mendongkrak harga hasil budi daya lainnya seperti kakao, vanili, mete dan tembakau yang semuanya sudah memasuki pasar ekspor. Kakao hasil perkebunan rakyat Bali yang mulai memasuki pasar ekspor juga mengalami kenaikan dari sebelumnya sebesar Rp32.800/kg pada Januari 2014, menjadi Rp37.000/kg dalam minggu kedua bulan Januari 2015.
Keunggulan kelima hampir sama dengan poin keempat dimana peningkatan harga kopi dari Bali juga turut mendongkrak harga vanili hasil petikan petani Bali. Vanili tersebut sebagian besar dikapalkan untuk memenuhi permintaan konsumen di Amerikat Serikat dengan harga di tingkat petani cukup stabil dan bahkan belakangan ini mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp25.000 per Kg menjadi Rp40.000 per Kg dalam kondisi basah, sedangkan vanili kering yang sudah siap ekspor masih tetap Rp100.000/kg sepanjang tahun 2014.
Provinsi Bali baru memperdagangkan kopi, kakao dan vanili ke pasar internsional dengan perolehan devisa cukup baik. Untuk komoditas kakao produksi petani daerah itu masih dalam jumlah yang terbatas yaitu sekitar belasan ton per bulan dan baru memasuki pasar ekspor dengan tujuan utama konsumen di Amerika Serikat, Australia dan Jerman.
Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) optimis pada tahun 2015 ini ekspor kopi indonesia membaik setelah tertekan pada tahun sebelumnya. Optimisme itu didorong dari kondisi iklim yang dinilai telah kembali normal di Indonesia, serta penurunan suplai kopi dari eksporti kopi lainnya yaitu Brazil dan Vietnam.
Pada tahun 2015 ini Brazil diperkirakan akan mengalami gangguan cuaca sehingga tidak bisa memproduksi kopi secara maksimal, sedangkan Vietnam sedang mengalami peak season. Pada tahun 2015 ekspor kopi Indonesia ditargetkan mencapai 600 ribu ton dengan nilai mencapai 1,8 miliar dolar AS.
beritadaerah.co.id
27 January 2015
Commodity
Ini Dia Lima Keunggulan Kopi Asli Bali
Provinsi Bali menjadi salah satu penghasil kopi di Indonesia dengan jenis kopi andalannya yaitu arabika Kintamani yang sudah disertifikasi perlindungan indikasi geografis sejak tahun 2008. Selain itu tercatat ada lima keunggulan kopi Bali, salah satunya adalah harga kopi jenis arabika hasil perkebunan rakyat di tingkat petani di Bangli dan Badung, Bali cukup stabil.


