Tiga investor lama dengan total kepemilikan 41,23 persen saham sudah menyatakan tidak akan melaksanakan haknya.
Gunung Sewu Group, kelompok usaha yang dikendalikan keluarga Angkosubroto, akan mengambil alih hingga 63 persen saham PT Sierad Produce Tbk (SIPD). Gunung Sewu siap menyerap saham baru yang diterbitkan Sierad melalui penawaran umum terbatas (rights issue).
Sierad bakal menerbitkan sebanyak 2,1 miliar saham baru atau setara 69 persen dari modal disetor. Harga pelaksanaan sebesar Rp 520 per saham. Dengan demikian, total nilai rights issue tersebut mencapai Rp 1,09 triliun.
Jika seluruh pemegang saham lama tidak mengeksekusi haknya, Gunung Sewu melalui anak usahanya, PT Great Giant Pineapple (GGP), akan mengambil sebanyak 1,9 miliar (63 persen) saham Sierad. Sedangkan PT OCBC Sekuritas Indonesia akan mengambil sisanya 189,9 juta (6,2 persen) saham.
Manajemen Sierad mengungkapkan, tiga investor dengan total kepemilikan 41,23 persen saham sudah menyatakan tidak akan melaksanakan haknya. Tiga investor tersebut, yaitu Jade Field Assets Limited (15,56 persen), Harvest Agents Limited (14,33 persen), dan Kingdom Industrial Limited (11,34 persen).
“Pemegang saham tersebut tidak akan mengambil bagian, karena pertimbangan komersial masing-masing perusahaan. Terlebih, tiga investor tersebut bukan merupakan pemegang saham pengendali,” jelas manajemen Sierad dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (22/1).
Dengan demikian, lanjut manajemen, GGP berpotensi menjadi pemegang saham pengendali Sierad setelah rights issue. GGP telah menyampaikan komitmen untuk melanjutkan pengembangan usaha perseroan.
Lebih jauh, manajemen Sierad mengungkapkan, sebanyak 91 persen dana hasil rights issue akan digunakan untuk membeli obligasi wajib tukar GGP. Obligasi tersebut akan dikonversi menjadi 80 persen saham PT Great Giant Livestock (GGL), anak usaha GGP.
“Ada pertimbangan komersial dalam mekanisme akuisisi secara tidak langsung ini. Konversi obligasi diharapkan dapat terlaksana segera mungkin, setelah syarat-syarat penukaran telah dipenuhi oleh para pihak terkait,” ungkap manajamen Sierad.
GGL merupakan salah satu perusahaan penggemukan sapi terbesar di Indonesia. Saat ini, perusahaan yang berbasis di Lampung tersebut tercatat memiliki kapasitas sekitar 100 ribu ekor sapi per tahun. Sejak didirikan pada 1990, GGL memiliki jaringan customer kuat yang meliputi 32 supply chain partners.
Dalam beberapa waktu ke depan, GGL berencana melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Namun, IPO akan dilakukan sebelum transaksi pengalihan saham GGL ke Sierad.
“Maka untuk mengikat GGP sebagai penjual, perseroan membeli obligasi terlebih dulu. Obligasi tersebut wajib ditukarkan setelah penawaran umum saham GGL,” jelas manajemen Sierad.
Transaksi akuisisi GGL akan menjadi investasi strategis di bidang penggemukan sapi. Pasalnya, GGL memiliki keunggulan biaya pakan ternak yang lebih murah dengan menggunakan sisa kulit nanas dan ampas singkong dari perkebunan milik Gunung Sewu.
Selain itu, Sierad akan memiliki peluang untuk memperkuat portofolio produk konsumen dan makanan olahan. Sierad juga dapat memperluas distribusi penjualan ritel makanan olahan dengan jaringan yang dimiliki GGL.
“Perseroan akan memiliki struktur permodalan yang lebih baik, meningkatkan kinerja di sektor makanan hewani, dan memperbesar nilai kapitalisasi pasar, sehingga menjadi pilihan investasi yang menarik bagi para pemodal,” jelas manajemen Sierad.
Terkait rencana transaksi, Sierad telah memperoleh persetujuan dari para kreditor, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Muamalat Tbk, PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), dan PT Bank Syariah Mandiri.
Sebelumnya, Sierad telah menggelar reverse stock dan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) dalam periode yang bersamaan. Hal itu merupakan satu rangkaian dari rencana pelaksanaan penerbitan saham baru dengan HMETD atau rights issue.
Sesuai rencana, Sierad melakukan penggabungan nilai nominal saham dengan rasio 10:1. Selain itu, perseroan akan melangsungkan non-HMETD. Adapun dua aksi korporasi tersebut dilakukan untuk memperbaiki harga saham teoritis, mengingat kinerja keuangan pereroan masih belum menunjukkan perbaikan.
Hingga September 2014, Sierad membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,9 triliun atau turun 36,6 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 3 triliun. Laba bersih tercatat sebesar Rp 3,7 miliar atau turun 69,4 persen dibandingkan kuartal III-2013 sebesar Rp 12,1 miliar.
Investor Daily
23 January 2015
Company Progress
Gunung Sewu Ambil Alih Sierad Produce
Gunung Sewu Group, kelompok usaha yang dikendalikan keluarga Angkosubroto, akan mengambil alih hingga 63 persen saham PT Sierad Produce Tbk (SIPD). Gunung Sewu siap menyerap saham baru yang diterbitkan Sierad melalui penawaran umum terbatas (rights issue).


