Berdasarkan laporan terbaru Bank Pembangunan Asia memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan relatif stabil hingga tahun 2015 mendatang dengan dukungan dari kebijakan reformasi pemerintahan baru. Pemerintahan baru diharapkan dapat membuat kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.
Deputi Country Director ADB, Edimon Ginting di Jakarta pada hari Kamis (25/9) kemarin mengatakan bahwa harapannya reformasi kebijakan dari pemerintahan baru akan mempercepat pembangunan infrastruktur, memperbaiki iklim investasi dan melanjutkan reformasi birokrasi.
ADB juga telah menyesuaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 menjadi 5,3% atau menurun dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 5,7%.
Sedangkan pada tahun 2015 ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,8% atau dibawah proyeksi yang ditetapkan sebelumnya diangka 6%.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibuat ADB ini telah mempertimbangkan langkah pemerintah untuk melakukan upaya mitigasi dampak bencana kekeringan dan terutama pengaruh dari fenomena iklim El Nino pada tahun 2014 yang berpengaruh terhadap harga komoditas tertentu pada sektor pangan.
Walaupun tren pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan yang salah satunya disebabkan oleh kinerja ekspor yang melemah, namun akan terjadi kenaikan kembali seiring dengan masuknya investasi ke Indonesia yang akan mendorong recovery serta dengan semakin membaiknya permintaan eksternal di negara maju seiring dengan perbaikan ekonomi negara maju.
Edimon berpendapat jika sektor industri manufaktur akan menjadi salah satu sektor pendorong dalam pertumbuhan ekonomi nasional karena dinilai relatif menguat hingga tahun depan yang disebabkan membaiknya permintaan. Selain itu investasi yang masuk untuk sektor manufaktur juga akan menjadi pendorong bagi industri manufaktur menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Sedangkan dari sisi fiskal, Edimon mengungkapkan jika pemerintah membutuhkan ruang fiskal yang memadai untuk dapat mendorong produktivitas dengan salah satunya melakukan realokasi anggaran belanja subsidi kepada belanja infrastruktur yang lebih bermanfaat dan akan memberikan multiplier effect sehingga mendorong daya saing ekonomi.
Untuk tingkat inflasi, pada tahun 2014 ini tingkat inflasi diperkirakan mencapai rata-rata 5,8 persen atau sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan pada bulan April. Kenaikan tersebut dipicu dari kenaikan tarif listrik yang disertai dengan tekanan harga pangan akibat dari musim kemarau yang terjadi pada akhir tahun 2014.
Sementara untuk laju inflasi pada tahun 2015 diproyeksikan akan lebih tinggi yaitu berada diangka rata-rata 6,9 persen dengan asumsi pemerintah Indonesia akan segera menyesuaikan harga BBM bersubsidi pada kisaran kenaikan 30 hingga 50 persen.
Kebijakan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut merupakan langkah yang ditempuh oleh pemerintah untuk mengurangi beban APBN dan untuk menyediakan ruang fiskal yang lebih dalam APBN.
beritadaerah.co.id
Deputi Country Director ADB, Edimon Ginting di Jakarta pada hari Kamis (25/9) kemarin mengatakan bahwa harapannya reformasi kebijakan dari pemerintahan baru akan mempercepat pembangunan infrastruktur, memperbaiki iklim investasi dan melanjutkan reformasi birokrasi.
ADB juga telah menyesuaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 menjadi 5,3% atau menurun dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 5,7%.
Sedangkan pada tahun 2015 ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,8% atau dibawah proyeksi yang ditetapkan sebelumnya diangka 6%.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dibuat ADB ini telah mempertimbangkan langkah pemerintah untuk melakukan upaya mitigasi dampak bencana kekeringan dan terutama pengaruh dari fenomena iklim El Nino pada tahun 2014 yang berpengaruh terhadap harga komoditas tertentu pada sektor pangan.
Walaupun tren pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan yang salah satunya disebabkan oleh kinerja ekspor yang melemah, namun akan terjadi kenaikan kembali seiring dengan masuknya investasi ke Indonesia yang akan mendorong recovery serta dengan semakin membaiknya permintaan eksternal di negara maju seiring dengan perbaikan ekonomi negara maju.
Edimon berpendapat jika sektor industri manufaktur akan menjadi salah satu sektor pendorong dalam pertumbuhan ekonomi nasional karena dinilai relatif menguat hingga tahun depan yang disebabkan membaiknya permintaan. Selain itu investasi yang masuk untuk sektor manufaktur juga akan menjadi pendorong bagi industri manufaktur menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Sedangkan dari sisi fiskal, Edimon mengungkapkan jika pemerintah membutuhkan ruang fiskal yang memadai untuk dapat mendorong produktivitas dengan salah satunya melakukan realokasi anggaran belanja subsidi kepada belanja infrastruktur yang lebih bermanfaat dan akan memberikan multiplier effect sehingga mendorong daya saing ekonomi.
Untuk tingkat inflasi, pada tahun 2014 ini tingkat inflasi diperkirakan mencapai rata-rata 5,8 persen atau sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan pada bulan April. Kenaikan tersebut dipicu dari kenaikan tarif listrik yang disertai dengan tekanan harga pangan akibat dari musim kemarau yang terjadi pada akhir tahun 2014.
Sementara untuk laju inflasi pada tahun 2015 diproyeksikan akan lebih tinggi yaitu berada diangka rata-rata 6,9 persen dengan asumsi pemerintah Indonesia akan segera menyesuaikan harga BBM bersubsidi pada kisaran kenaikan 30 hingga 50 persen.
Kebijakan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut merupakan langkah yang ditempuh oleh pemerintah untuk mengurangi beban APBN dan untuk menyediakan ruang fiskal yang lebih dalam APBN.
beritadaerah.co.id


