28 July 2006

Indofood Gunakan Belanja Modal Rp 960 Miliar di Kuartal I 2012

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), emiten makanan dan minuman yang dikuasai Salim Group, telah menggunakan dana belanja modal sebesar Rp 960 miliar di kuartal I 2012, menurut direksi perseroan. Realisasi penggunaan belanja modal tersebut mencapai 15% dari total anggaran belanja modal perusahaan tahun ini sebesar Rp 6,4 triliun.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), emiten makanan dan minuman yang dikuasai Salim Group, telah menggunakan dana belanja modal sebesar Rp 960 miliar di kuartal I 2012, menurut direksi perseroan. Realisasi penggunaan belanja modal tersebut mencapai 15% dari total anggaran belanja modal perusahaan tahun ini sebesar Rp 6,4 triliun.

"Alokasi belanja modal tahun ini antara lain untuk investasi penanaman baru (planting) dan ekspansi pabrik," kata Werianty Setiawan, Direktur Indofood. Dia menuturkan 50% dana belanja modal perseroan dialokasikan untuk pengembangan bisnis di sektor agribisnis, seperti penanaman sawit yang berlokasi di Sumatera seluas 20 ribu hektare, serta peningkatan kapasitas produksi.

Perseroan menganggarkan dana belanja modal sebesar Rp 2,3 triliun untuk ekspansi di seluruh divisi anak usaha, yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), yang membangun pabrik mi instan dan pabrik susu melalui PT Indolakto. Sementara sisa dana belanja modal untuk pembangunan pabrik PT Bogasari Flour Mills dan divisi distribusi.

Franciscus Welirang, Direktur Indofood, menjelaskan anggaran belanja modal untuk Bogasari pada tahun ini dialokasikan untuk membangun pabrik terigu di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sebesar Rp 300 miliar.

"Dengan adanya pabrik baru, kapasitas produksi gandum giling Bogasari akan bertambah sebesar 1.000 ton per hari," kata Franciscus. Pabrik tersebut akan melengkapi dua pabrik yang ada saat ini, yakni di Jakarta dan Surabaya.

Perseroan menargetkan pabrik terigu di Banjarmasin mulai beroperasi penuh pada kuartal I 2014. Franciscus menuturkan lokasi Banjarmasin dipilih untuk memenuhi kebutuhan terigu konsumen Bogasari di wilayah timur Indonesia. Selama ini, kebutuhan di wilayah tersebut dipasok oleh pabrik di Surabaya.

Pada tahap awal, pembangunan pabrik terigu tersebut dimulai dengan fasilitas pergudangan dan distribusi. Hal itu untuk perbaikan rantai distribusi guna mempercepat proses logistik dan konektivitas antar wilayah, sehingga bisa menekan biaya produksi. "Ini dilakukan agar distribusi untuk wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur bisa dilakukan secara maksimal," kata Franciscus.

PT Mayora Indah Tbk (MYOR), produsen makanan dan minuman pesaing Indofood, telah menggunakan dana belanja modal sekitar Rp 400 miliar hingga Mei 2012, atau 53% dari total dana belanja modal tahun ini sebesar Rp 750 miliar. Andre Sukendra Atmadja, Direktur Utama Mayora Indah, menuturkan belanja modal tahun ini digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi biskuit dan wafer.

"Alokasi belanja modal tahun ini sebesar 70% digunakan untuk penambahan kapasitas produksi biskuit, dan 30% untuk penambahan kapasitas produksi wafer," kata Andre. Penambahan kapasitas produksi tersebut dilakukan karena utilisasi kedua produk tersebut telah melebihi 70%.

Hasil penambahan kapasitas tersebut akan terlihat dalam 12-18 bulan sejak dimulainya penambahan. Andre menambahkan pada tahun ini kapasitas perseroan akan bertambah 30%, sebagai realisasi dari belanja modal pada 2011.

Harga saham Indofood Sukses Makmur pada penutupan perdagangan Kamis naik 200 poin (4%) menjadi Rp 5.200 dibanding sehari sebelumnya. Harga saham Indofood CBP juga naik 100 poin (1,7%) menjadi Rp 5.850. Demikian juga harga saham Mayora Indah yang naik 100 poin (0,4%) menjadi Rp 22.800.(dbs)