18 December 2014

,

Saratoga Perbesar Porsi Investasi Consumer Goods di 2015

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berencana meningkatkan investasi di industri barang konsumsi harian (consumer goods) pada tahun depan. Menurut manajemen perseroan, strategi ini dilakukan karena melihat peluang lebih dari 30% penduduk berusia 30 tahun-40 tahun siap menambah jumlah konsumen dengan posisi perekonomian yang lebih mantap.

Saratoga Perbesar Porsi Investasi Consumer Goods di 2015
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berencana meningkatkan investasi di industri barang konsumsi harian (consumer goods) pada tahun depan. Menurut manajemen perseroan, strategi ini dilakukan karena melihat peluang lebih dari 30% penduduk berusia 30 tahun-40 tahun siap menambah jumlah konsumen dengan posisi perekonomian yang lebih mantap.

Ira Dompas, Corporate Secretary Saratoga, mengatakan secara portofolio investasi, perseroan akan tetap fokus pada tiga sektor strategis, yakni infrastruktur, sumber daya alam, dan consumer goods. Namun dari ketiga itu, consumer goods akan lebih difokuskan tahun depan.


Simak juga: Incar Perusahaan Consumer Goods Saratoga Siapkan US$ 480 Juta 

"Saat ini kami sudah punya kelapa sawit, batu bara, menara BTS (base transmitter station), jalan tol, dan lain-lain. Kami mencoba untuk lebih fokus di consumer product. Alasannya, 30% penduduk Indonesia saat ini siap merambah pasaran, mereka di posisi perekonomian yang lebih mantap," tuturnya kepada redaksi. 

Saat ini dari ketiga portofolio investasi, consumer goods masih sangat rendah porsinya. "Masih single digit dari investasi perseroan saat ini. Rencana peningkatan pada consumer goods ini sejalan dengan visi perseroan yang akan terus menjalankan strategi investasi aktif untuk meningkatkan values di sektor-sektor strategis," kata Ira..

 
Saratoga_Sandiaga UnoSejalan dengan itu, Sandiaga S Uno, Direktur Utama Saratoga, mengatakan saat ini perseroan tengah mempertimbangkan untuk opsi melakukan investasi kepada sektor bisnis makanan dan minuman. Sandiaga mengatakan saat ini perseroan tertarik untuk melakukan investasi di sektor tersebut guna mendukung pertumbuhan portofolio investasi perseroan.

Strategi ini sesuai dengan paradigma perseroan yang menilai bahwa portofolio investasi yang memiliki potensi besar di negara ini salah satunya adalah sektor consumer, selain dua di antaranya infrastruktur dan sumber daya alam. "Kami punya keinginan untuk menambah investasi di sektor konsumsi dan consumer product," ungkapnya.

Sebelumnya pada kuartal III 2014, perseroan telah melakukan investasi melalui akuisisi PT Gilang Agung Persada (GAP), perusahaan bisnis fashion, lifestyle, dan luxurious brand yang berada di Indonesia. Akuisisi ini juga menjadi strategi untuk memperkuat bisnis utama di sektor consumer.

Tahun depan perseroan tertarik untuk berinvestasi di bisnis makanan atau restoran cepat saji yang menonjolkan merek lokal. Merek lokal dapat menjadi peluang yang dapat dikembangkan tidak hanya di dalam negeri.

"Saya ingin ubah tren saat ini yang biasanya restoran cepat saji brand luar. Justru saya ingin kembangkan brand lokal, misalnya restoran cepat saji, saya ingin bisa sampai ke mancanegara," tegas dia.

Monitoring Investasi
Untuk terus mendukung pertumbuhan investasinya yang semakin menyebar luas, saat ini perseroan mulai melakukan sinergi bisnis di antara seluruh perusahaan yang sahamnya dimiliki perseroan. Sebagai instrumen untuk melakukan monitoring terhadap sinergi bisnis yang bisa dijalankannya, saat ini perseroan telah memiliki divisi portofolio monitoring.

Ira mengatakan untuk keseluruhan portofolio, saat ini lebih dari 100 potensi investasi yang sudah masuk dan sedang dianalisis. Dengan adanya divisi monitoring, perseroan dapat cermat menganalisis untuk memaksimalkan peluang serta kinerja bisnis yang akan maupun sudah dijalankan perseroan.

Sandiaga menambahkan adanya sinergi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi serta dapat memperkuat nilai tambah terhadap investasi yang telah dikeluarkan perseroan.

Andi Esfandiari, Direktur Divisi Portofolio Monitoring Saratoga, mengatakan di luar strategi-strategi yang selama ini yang sudah dijalankan, saat ini sedang dilakukan analisis untuk melakukan sinergi bisnis. "Kami kan punya perusahaan pembiayaan dan asuransi di bawah MPM (PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk/MPMX). Nah semua perusahaan yang ada kan butuh asuransi, meskipun tidak lantas gara-gara satu Grup Saratoga terus harus dan langsung ditunjuk menangani. Tetap ada kompetisi dengan pihak lain," ujar Andi.

Selain memberikan nilai tambah terhadap investasi-investasi yang selama ini dijalankan, sinergi juga diyakini dapat meningkatkan efisiensi sebagai penyederhana jalur bisnis. Contoh lain, lanjut dia, misalnya di bidang logistik. "Logistik juga bisa juga digarap oleh perusahaan yang ada di bawah Grup Saratoga sehingga mengurangi ketergantungan ke pihak ketiga," tambahnya.(*)