7 December 2012

Ultrajaya Pertahankan Kontribusi Ekspor di Kuartal III 2012

Ultrajaya Milk and Trading Company menargetkan mampu mempertahankan kontribusi penjualan ekspor, yakni sebesar 10%, menurut direksi perseroan. Pasar ekspor Ultrajaya mencakup Asia Timur, Afrika, dan Amerika Serikat.

Ultrajaya Milk and Trading Company menargetkan mampu mempertahankan kontribusi penjualan ekspor, yakni sebesar 10%, menurut direksi perseroan. Pasar ekspor Ultrajaya mencakup Asia Timur, Afrika, dan Amerika Serikat. 

Ultrajaya Pertahankan Kontribusi Ekspor di Kuartal III 2012
 "Tahun ini, 90% total produksi masih untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri," kata Sabana Prawiradjaja, Direktur Utama Ultrajaya seperti dikutip Antara. Penjualan ekspor Ultrajaya didukung kapasitas produksi yang mencapai 300 juta liter per tahun.

Hingga kuartal III 2012, penjualan ekspor perseroan tercatat sebesar US$ 2,01 juta, meningkat 22,28% dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 1,65 juta. Peningkatan itu ditopang pertumbuhan volume penjualan di negara-negara tujuan ekspor.


Untuk mendukung pertumbuhan penjualan ekspor, perseroan mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp 60 miliar tahun ini untuk pembelian mesin. "Pembelian mesin ini karena produksi kami sudah mengalami bootlenecking. Jadi, meski ada mesin baru, produksi bisa bertambah bisa tidak," kata Pahala Sitohang, Finance Manager Ultrajaya kepada wartawan.

Dia menjelaskan dana pembelian mesin bersumber dari kas internal perseroan. Permesinan dibeli dari luar negeri dan akan digunakan untuk memproduksi susu ultra high temperature.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk produsen minuman pesaing Ultrajaya di segmen susu olahan, menargetkan kapasitas produksi susu olahan meningkat sebesar 40% pada kuartal II 2013, menurut manajemen perusahaan. Peningkatan kapasitas susu olahan itu seiring mulai efektifnya produksi pabrik baru perseroan di Pasuruan, Jawa Timur.

Irsan Yazid, Wakil Direktur Utama PT Indolakto (anak usaha Indofood CBP yang menjalankan bisnis susu perseroan) dalam keterangannya, mengatakan pembangunan pabrik baru senilai US$ 130 juta itu telah dimulai sejak Maret tahun 2011. Untuk tahap awal, pembangunan pabrik itu akan selesai pada kuartal IV tahun ini.

Tahap akhir pembangunan pabrik ditargetkan dapat selesai pada kuartal II 2013, sehingga dapat menambah kapasitas produksi sebesar 40% pada periode tersebut. "Dengan keberadaan pabrik baru ini, kami berharap dapat memenuhi peningkatan permintaan konsumen," ujarnya.

Ini akan memberi kapasitas tambahan pada empat pabrik susu Indolakto lainnya yang di antaranya berlokasi di Jakarta, Sukabumi, dan Pandaan, Jawa Timur. Empat pabrik susu olahan itu memiliki total kapasitas terpasang mencapai 375 ribu ton per tahun. Dengan kapasitas mencakup beragam produk susu, yakni susu kental manis, susu ultra high temperature (UHT), dan susu steril dalam botol.

Indofood CBP menilai peluang pertumbuhan industri susu di Indonesia masih sangat besar, mengingat rendahnya konsumsi per kapita. Konsumsi akan terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan. Indofood CBP menargetkan bisnis susu olahan perseroan dapat tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pasar susu di Indonesia sebesar 4%-6% per tahun untuk susu kental manis dan 15%-18% per tahun untuk susu cair.

"Pertumbuhan penjualan terutama didorong pertumbuhan penjualan susu cair," kata Sahlan Siregar, Direktur Eksekutif Aosiasi Industri Pengolahan Susu. Peningkatan penjualan juga karena peningkatan konsumsi susu, terkait daya beli masyarakat yang cenderung stabil terhadap produk susu olahan.

Guna menjaga pertumbuhan konsumsi susu, Ultrajaya tidak berencana menaikkan harga jual susu olahan pada tahun ini, meski saat ini asosiasi mengaku biaya produksi industri pengolahan susu bisa naik hingga 8% pada 2012. (dbs)